-->

KARAKTERISTIK DEEP LEARNING PADA JENJANG PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, PLB, DAN PENDIDIKAN KESETARAAN

 

Berbagai Karakteristik Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam pada Setiap Jenjang

SMA Pasundan 5 Bandung - Pembelajaran Mendalam/PM (deep learning) yang saat ini sedang diwacanakan oleh Kemendikdasmen rencananya akan diimplementasikan ke semua jenjang dan jenis pendidikan. Mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, SMK/Sederajat, Pendidikan Luar Biasa (PLB), dan Pendidikan Keseteraan Nonformal. Berikut adalah penjelasan tentang karakteristik deep learning pada jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, PLB, dan Pendidikan Kesetaraan yang ditulis oleh Idris Apandi seorang Praktisi Pendidikan.

Implementasi PM pada setiap jenjang dan jenis pendidikan tersebut tentunya beragam. Disesuaikan dengan tujuan, muatan kurikulum, karakteristik, serta tingkatb perkembangan berpikir muridnya. Pada Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam Kemendikdasmen Hal. 50-52 dijelaskan sebagai berikut:

Jenjang PAUD/RA atau yang Sederajat

Pada jenjang PAUD/RA atau yang sederajat, PM diterapkan untuk mengembangkan sensoris dan motorik dengan pembelajaran yang mengutamakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan eksploratif dengan filosofi bermain sambil belajar melalui aktivitas permainan yang mendidik, aktivitas berbasis proyek, dan interaksi sosial. 

Anak PAUD/RA perlu mengembangkan kemampuan fondasi spiritual, emosional, sosial, kognitif, motorik dan karakter sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Implementasi PM di PAUD/RA, difokuskan pada kemampuan fondasi tersebut.

Ada 6 fondasi transisi ke SD, yaitu:

  1. Mengenal nilai agama dan budi pekerti
  2. Keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi
  3. Kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar, 4) Kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar
  4. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri
  5. Pemaknaan terhadap belajar yang positif.


Jenjang SD/MI atau yang Sederajat

Implementasi PM pada jenjang SD/MI atau yang sederajat difokuskan pada perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk mencapai perkembangan optimal ketiga aspek tersebut dikembangkan sesuai kemampuan belajar bagaimana belajar. Hal ini dilakukan agar peserta didik memiliki dasar-dasar kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah.


Jenjang SMP/MTs atau yang Sederajat

Fokus PM di SMP/MTs atau yang sederajat memperkuat pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berkomunikasi. Pendekatan PM memanfaatkan perkembangan ini dengan mendorong peserta didik untuk tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga memahami hubungan antar konsep dan penerapannya dalam kehidupan. Implementasi PM di SMP/MTs atau yang sederajat difokuskan pada perkembangan minat akademik, keterampilan sosial, dan bakat serta kemandirian peserta didik.


Jenjang SMA/MA atau yang Sederajat

Pembelajaran Mendalam di SMA/MA atau yang sederajat diterapkan dengan cara yang lebih kompleks, yang mencakup proyek lintas mata pelajaran dan penelitian berbasis masalah yang aktual dan kontekstual untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang meliputi: berfikir kritis, perumusan dan pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Implementasi PM di SMA/MA atau yang sederajat difokuskan pada pengembangan kemampuan berolah pikir, rasa, raga dan hati, serta perencanaan karier peserta didik. Di samping itu, implementasi PM SMA/MA atau yang sederajat perlu mencakup hal-hal sebagai berikut:
  1. Pilihan Karir: Model PM memberikan prediksi karier berdasarkan minat dan performa akademik.
  2. Kompetensi Pribadi: Menilai kemampuan diri, yang mencakup kemandirian, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.
  3. Strategi Pembelajaran: Pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya.
  4. Keseimbangan Akademik dan Non-Akademik: Mengidentifikasi keselarasan antara kegiatan belajar dan ekstrakurikuler.


Jenjang SMK/MAK atau yang Sederajat

Penerapan PM di SMK/MAK atau yang sederajat diterapkan pada pengembangan kompetensi adaptif dan keterampilan vokasional yang berhubungan langsung dengan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja (DUDIKA). Pembelajaran berbasis proyek yang aktual dan kontekstual atau penugasan lapangan yang mencerminkan tantangan dunia kerja digunakan untuk memberikan pengalaman
belajar yang nyata kepada peserta didik.

Di samping itu, implementasi PM SMK/MAK atau yang sederajat difokuskan pada penguatan kompetensi keahlian dengan empat strategi berikut:
  1. Pemetaan Kompetensi: Analisis kemampuan peserta didik berdasarkan aspek kompetensi vokasi dan hasil kerja proyek.
  2. Rekomendasi Pengembangan Diri: Pemberian saran pembelajaran sesuai dengan minat industri.
  3. Kemitraan dengan DUDIKA: Kerja sama dengan DUDIKA untuk melaksanakan program TEFA untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja.
  4. Evaluasi Produktivitas: Analisis kinerja peserta didik dalam menghasilkan produk barang dan jasa.


Jenjang SLB (Sekolah Luar Biasa)

Pada pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), PM diterapkan dengan pendekatan yang sangat individual, disesuaikan dengan kebutuhan belajar spesifik mereka. Pembelajaran lebih menekankan pada pengembangan keterampilan hidup dan keterampilan sosial, dengan menggunakan metode pembelajaran yang adaptif disertai pendampingan intensif, aktivitas indrawi, dan
penggunaan teknologi asistif.

Pendidikan Kesetaraan Nonformal

Dalam pendidikan kesetaraan nonformal, PM diterapkan dengan cara fleksibel sesuai kebutuhan praktis peserta didik. Pembelajaran berfokus pada pengembangan kecakapan hidup, wirausaha, dan keterampilan sosial yang langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran berbasis pengalaman praktis atau proyek dapat memberikan peserta didik kesempatan untuk mengaplikasi pengetahuan yang diperoleh dalam konteks sosial mereka.


Itulah gambaran karakterisik implementasi deep learning atau PM pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, SMK/Sederajat, Pendidikan Luar Biasa (PLB), dan Pendidikan Keseteraan Nonformal. Implementasinya tentunya sangat tergantung kepada kreativitas setiap guru dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setiap satuan pendidikan.



0 Response to "KARAKTERISTIK DEEP LEARNING PADA JENJANG PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, PLB, DAN PENDIDIKAN KESETARAAN"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel